tetapi yang sangat di sayangkan adalah kita terkadang tidak pernah mengetahui nilai - nilai sejarah yang ada di dalamnya, salah satu nya tentang motif mega mendung yang terukir di Kereta Paksi Naga Liman.
Motif Mega Mendung sudah ada sejak Kereta Jempana ini dibuat tahun 1428 Masehi sebagai kereta Permaisuri mendampingi Kereta Paksi Naga Liman sebagi kereta kencana raja milik Eyang Prabu Siliwangi (Raden Pamanah Rasa/Prabu Jayadewata) yang saat itu masih menjadi putra mahkota Kerajaan Galuh Kawali. Pada leher Kereta Paksi Naga Liman terdapat sangkala mencantumkan tahun 1350 Saka (1428 Masehi).
Sebagai putra mahkota Kerajaan Galuh Kawali sejak usia sekitar 8 tahun Eyang Prabu Siliwangi (Raden Pamanah Rasa) telah menetap di sekitar Cirebon bersama paman-pamannya yaitu Ki Gede Sindang Kasih dan Ki Gede Tapa (penguasa wilayah Singhapura / sekitar Mertasinga sekarang) keduanya sempat menjadi syahbandar pelabuhan Muara Jati (sekitar Celancang sampai Gunung Jati Cirebon sekarang).
Tahun 1428 Masehi Eyang Prabu Siliwangi (Raden Pamanah Rasa/Jayadewata) bersama Ratu Subang Krancang/Subang Larang telah memiliki putra putri yaitu Raden Walangsungsang (lahir tahun 1423 Masehi ), Ratu Mas Rara Santang (lahir tahun 1426 Masehi), dan Raja Sangara / Prabu Kian Santang (lahir tahun 1428 Masehi) dan menetap di Cirebon.Kedua kereta pusaka sebagai warisan adiluhung dari Eyang Prabu Siliwangi dan Ratu Subang Larang hingga kini masih tersimpan di Museum Keraton Kanoman Cirebon. tuturnya". Kang Arif dalam wawancaranya bersama tim Koran Cirebon. (Red)



Post A Comment: