Koran Cirebon(Indramayu). Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Indramayu diduga lontarkan kalimat psywar kepada oknum kontraktor Nakal pada proyek penunjukan langsung tahun ini .
“ Bila ternyata nanti tidak sesuai di RAB dan atau di buku kontrak, maka hasil pekerjaannya akan ditolak,” ujar Kabid BM dilansir dari Demokratis.co.id beberapa pekan lalu.
Menanggapi psywar itu, Direktur Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah ( PKSPD ), Oush’j Dialambaqa mengatakan , jika benar, dan bisa dibuktikan apa yg dikatakan Kabid Bina Marga PUPR Rizal Nasution bahwa jika para kontraktor yg melakukan upaya pencurian speak pekerjaannya akan ditolak atau tidak dibayar, itu statement yg sungguh-sungguh luar biasa.
” Jika benar statement Rizal Nasution itu bukan kamuflase publik atau tidak sekedar retorika, slogan dan jargon saja, patut diberi penghargaan yg melampaui Bupatinya,” kata Oush’j Dialambaqa kepada awak media, Senin (05/09/2022).
Menurutnya, akankah publik percaya atas permainan kata-kata yg dimainkan Kabid Bina Marga PUPR tersebut?, Tentu tidak, karena itu statement tong kosong nyaring bunyinya.
” Publik tahu dan paham betul dengan pekerjaan para kontraktor, dan itu bisa kita lihat dengan kasat mata. Contoh kecilnya, lihat proyek Jembatan di Ceplok jalan Juanda, dan proyek perbaikan jalan lainnya di manapun adanya,” ungkapnya
Lanjut Oush’j, pertanyaannya apakah Kabid Rizal Nasution, Kadis PUPR, Bupati, Inspektorat, Dewan tidak melihat itu semua, ataukah pura-pura tidak melihat fakta dan realitas itu semua.
” Bagaimana mungkin untuk tidak melakukan pencurian (nyolong) speak pekerjaan? Wong yg menang tender proyek itu dijual dan atau pekerjaannya dikerjakan oleh kontraktor lain. Logika dan akal waras mengatakan, pastilah tangan kedua mau untung bukan mau buntung. Toh pemenang tender proyek menjual pekerjaannya (istilah munafiknya disubkan) tidak pernah diberi sanksi dan atau dicoret masuk daftar hitam, karena itu yg ngomong itu regulasi. PKSPD sudah puluhan kali mengkritik soal-soal itu,” tegas pria yang disapa akrab Oo.
Dan pertanyaan berikutnya, bagaimana mungkin tidak mencuri speak untuk dapat untung kerjaan jika benar hingga sekarang tetap harus transaksional (jual beli proyek) untuk bisa mendapatkan proyek, yg proyek Juksung saja harus beli apalagi proyek yg milyaran, sekalipun kini dikenal oleh para kontraktor dengan istilah proyek SATU PINTU, konon jika benar fakta dan realitas empiriknya bahkan lebih parah. PKSPD sekedar meniru ulang keluh kesah dari kontraktor sekarang ini.
” Jadi PKSPD sarankan, buktikan saja kinerjanya, makin gede- gedean omong, makin omong kosong, dan makin banyak kebohongan dalam fakta dan realitasnya. Jangan mentang-mentang BPK- nya (Badan Pemeriksa Keuangan) bisa dimainkan (mentalitasnya bobrok), sehingga tidak menjadi temuan yg unsurnya tipikor lantas, omong kosong itu didalilkan untuk mengelabui publik atas fakta dan realitas pekerjaan proyek-proyek baik yang Pokir, Juksung maupun yg ditenderkan, dan itu celakanya nyaris semua proyek, tidak hanya jalan tapi gedung dan lainnya,” Jelasnya
Direktur PKSPD menambahkan , jika masih juga bisa dibantah dengan mendalilkan seperti itu, apakah publik harus membeberkan fakta dan realitas perkerjaan buruk atas semua proyek-proyek itu.
” Lantas apa konsekuensinya jika publik membeberkan fakta dan realitasnya? Ah jangan mengigau di siang bolong, dan berhentilah memainkan kata-kata, memanipulasi kata dan makna kata hanya untuk sekedar berbohong saja, karena itu publik paham betul dengan soal-soal seperti itu. Jangan suka bersandiwara, karena ada penonton yg jauh lebih jeli ketimbang penulis skenarionya,” pungkasnya.
(Aan)
Post A Comment: