Cirebon.Jawa Barat. Koran Cirebon – Tingginya resiko kecelakaan yang dialami penyandang tunanetra di ruang publik menjadi latar belakang lahirnya proyek teknologi berbasis kecerdasan buatan bernama Visn_V1. Proyek ini diciptakan oleh Firdaus Hidayatullah, siswa kelas XII SMA Negeri 1 Cirebon, sebagai upaya membantu tunanetra mengenali objek di sekitar mereka beserta perkiraan jaraknya.
Firdaus menjelaskan bahwa di banyak area jalan dan fasilitas umum, tunanetra kerap menghadapi hambatan seperti baliho, tiang, papan reklame, dan objek lain yang sulit terdeteksi tanpa bantuan visual.
“Banyak kecelakaan kecil yang sebenarnya bisa dicegah kalau mereka tahu ada apa di depan dan seberapa jauh jaraknya,”
Visn_V1 dirancang untuk mendeteksi objek di sekitar pengguna dan menyampaikan informasi tersebut melalui audio secara sederhana. Sistem ini diharapkan dapat membantu tunanetra bergerak lebih aman dan mandiri, terutama di lingkungan yang padat aktivitas.
Pengembangan Visn_V1 dilakukan oleh Firdaus sebagai pengembang utama, dengan dukungan asistensi dari Mohammad Fahry Pashya Bahtiar, yang juga merupakan siswa SMA Negeri 1 Cirebon.
Fahry menyampaikan bahwa keterlibatannya dalam proyek ini didasari keinginan agar teknologi tidak hanya canggih, tetapi juga benar-benar bisa digunakan oleh orang yang membutuhkan.
“Kami ingin membuat sistem yang sederhana dan mudah dipakai. Bukan sekadar bagus secara teknis, tapi benar-benar membantu di kondisi nyata,” jelas Fahry.
Saat ini, Visn_V1 masih berada dalam tahap pengembangan dan tersedia dalam versi demo berbasis website yang dapat diakses oleh siapa saja. Basis website dipilih agar masyarakat luas dapat mencoba langsung serta memberikan masukan untuk pengembangan lanjutan.
Firdaus menambahkan bahwa ke depan Visn_V1 direncanakan akan dikembangkan menjadi perangkat fisik seperti kacamata pintar, sekaligus perangkat lunak yang terintegrasi dengan ponsel, termasuk fitur aksesibilitas bagi tunanetra. Dengan konsep tersebut, Visn_V1 diharapkan dapat digunakan oleh berbagai kalangan, baik yang memiliki keterbatasan ekonomi maupun yang membutuhkan perangkat khusus.
Proyek Visn_V1 juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 10 tentang pengurangan ketimpangan dan SDG 11 tentang kota dan permukiman yang inklusif.
Pada Oktober 2025, Visn_V1 berhasil masuk 10 besar Lomba Beefest2025 bidang Aiplex yang diselenggarakan oleh Binus University. Dalam ajang tersebut, Visn_V1 mendapat berbagai masukan dan dukungan pengembangan.
Salah satu dukungan disampaikan oleh pelaku usaha Ferly F. Raya, yang memberikan pandangannya pada 4 Oktober 2025.
“Hi Firdaus, idenya menarik, membantu tunanetra mengenali lingkungan lewat AI. Tinggal diperdalam dari sisi pengguna, apa yang benar-benar mereka butuhkan. Kalau itu terjawab, teknologi ini akan sangat berguna. Perlu banyak survei ke pengguna dan juga dokter mata untuk mendapatkan insight,”
Firdaus menyebut dukungan tersebut menjadi penguat bahwa proyek yang ia kembangkan berada di jalur yang tepat.
“Ini masih jauh dari sempurna. Tapi selama masih bisa dikembangkan dan masih bisa bermanfaat, saya akan lanjut,”
Hingga saat ini, pengembangan Visn_V1 masih terus dilakukan dengan fokus pada peningkatan akurasi, kemudahan penggunaan, serta penyesuaian dengan kebutuhan tunanetra di lapangan.pungkasnya.
(Firda Asih)



Post A Comment: