Cirebon (Koran Cirebon) - 2/3/2020. Dipentaskan hanya pada acara kebesaran Kesultanan Kanoman Cirebon yaitu Tari Bedhaya RIMBE yang menggambarkan kerlap kerlip cahaya lilin yang dibawa oleh setiap penari yang berjumlah 6 orang, dan Tarian yang aslinya memakan waktu pentas sekitar 2 jam tapi sekarang ini telah disederhanakan oleh Sultan Kanoman XII Sultan Raja Muhammad Emirudin menjadi sekitar 50 menit dimulai sejak tahun 2005.
Yang saat itu dipentaskan kembali pada pagelaran tari dan Silaturahmi Akbar Famili Kesultanan Kanoman di Keraton Kanoman, setelah tarian itu sekian lama "menghilang" kurang lebih sekitar 36 tahun lamanya.Dari Filosofi tarian ini adalah mengandung pesan dakwah yaitu" Setelah Wali Songo menggelar syiar dan dakwah secara serentak maka saat itu masyarakat seperti mendapat cahaya penerang dari "kegelapan" dengan memeluk agama Islam, dan digambarkan dengan kerlap kerlip cahaya lilin tersebut dan simbolisasi 6 orang penari yang menggambarkan Rukun Iman sebagai fondasi keyakinan.
Tarian tersebut adalah Kombinasi dari warisan budaya Sunda, Jawa dan Islam yang nampak jelas tercermin dalam pakaian setiap penari,dan tarian ini konon diciptakan pada masa Panembahan Ratu I (Raja Cirebon bertahta 1570-1649 M) yang juga diperkirakan menggiatkan kembali berbagai warisan seni budaya peninggalan Wali Songo saat itu termasuk tarian.

Dan mengalami jaman keemasan maka dihidupkannya kembali beragam tari Bedhaya milik Kesultanan Kanoman pada masa Sultan Kanoman VIII Sultan Raja Muhammad Zulkarnain, hingga dilestarikan oleh Sultan Kanoman XII Sultan Raja Muhammad Emirudin saat ini.terangnya.
( RED.Koran Cirebon)


Post A Comment: