Koran Cirebon ( Pemalang ),21.48 9/2 2021. Beberapa warga Desa Nyamplungsari Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Jawa tengah yang mengaku menempati tanah Bantaran laut sejak nenek moyangnya,kini terancam Terusir dari tempat yang ia tempati secara turun temurun,
Warga mengaku bahwa tanah yang ia tempati adalah tanah Trukonan atau tanah bantaran laut yaitu tanah negara yang sebelumnya tidak bisa ditanami,namun oleh warga ditanami kayu dan tanaman lainnya,hingga akhirnya bisa ditanami dan beberapa ada yang ditempati warga.
Namun betapa kagetnya warga setelah sekian lama menempati tanah tersebut, secara tiba-tiba ada yang mengklaim tanah tersebut, dan meminta warga untuk segera mengosongkan lahan.
Ironisnya beberapa lokasi kini mulai dikuasainya, pada hal selama ini Warga sudah berupaya dengan berbagai cara dari menyewa pengacara agar empat orang warga yang sudah di sidangkan kedua kalinya dapat bebas dan lain sebagainya, namun tetap saja keberuntungan belum berpihak kepada warga.
Akhirnya,warga penghuni lahan bertambah kesedihannya, dengan maksud mempertahankan lahan yang ia tempati, kini malah terjerat kasus hukum yang melengkapi dan menambah kesedihan.
Warga tersebut sangat bersedih,sudah terusir dari tempat yang sudah lama di tempatinya.sudah tidak punya tempat tinggal,di jerat Hukum pula,wargapun makin menambah kesengsaraanya.
Salah satu Warga yang mencoba bertahan Mbah Tunut yang dikenal getol melakukan perlawanan,kini harus mendekam dijeruji besi bersama 11 orang kawannya, tersandung kasus penganiayaan terhadap anak buah oknum Penguasa yang ia anggap mengancam kepemilikan lahannya.
Jadi kami warga negara Indonesia yang sangat Cinta NKRI,bahkan kamipun sering mendengar yaitu Keadilan bagi seluruh Rakyat Infonesia,lalu ada Dimana Keadilan Bagi Rakyat Kecil seperti kami.Ucap Mbah Tunut Sambil Meneteskan Air Mata Kesedihannya.
Kami berharap agar Pemda jangan Tutup mata dengan adanya kejadian tersebut,karena Warga hanya berharap adanya setitik harapan penyelesaian dan supremasi hukum seadil adilnya juga berharap adanya sentuhan dari yang maha kuasa.
Sedangkan terkait carut marutnya Sengketa Lahan yang terjadi di Desa Nyamplungsari Ketua Tim Investigasi Ferry menegaskan "Perbuatan curang seperti Penyerobotan Tanah dapat diancam dengan Hukuman Pidana Penjara Maksimal Empat Tahun. Dalam Pasal 385 terdiri dari 6 ayat ini mendefinisikan secara jelas akan tindakan kejahatan tersebut.
Segala bentuk kejahatan yang terdapat dalam pasal 385 ini disebut dengan kejahatan Stellionnaat, yang mana merupakan Aksi Penggelapan Hak atas Harta yang Tak Bergerak milik Orang lain, seperti Tanah, Sawah, Kebun, Gedung, dll.
Secara ringkas, keseluruhan isi pasal tersebut menyatakan"Segala perbuatan melanggar hukum seperti dengan sengaja menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, menjadikan sebagai tanggungan utang, menggunakan lahan atau properti milik orang lain dengan maksud untuk mencari keuntungan pribadi atau orang lain secara tidak sah atau melawan hukum yang berlaku".
Maka untuk mendakwa pelaku penyerobotan tanah, khususnya pada ayat (1) yang berbunyi: “Barang siapa dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, menjual, menukarkan atau membebani dengan crediet verband sesuatu hak atas tanah Indonesia, sesuatu gedung, bangunan, penanaman atau pembenihan, padahal diketahui bahwa yang mempunyai atau turut mempunyai hak atasnya adalah orang lain",jelas Ferry dalam pemaparan pendanganya secara hukua jika ada upaya penyerobotan hak atas lahan yang ditempati warga Selasa 9/2/2021.
( FR.Firda Asih )
Post A Comment: