Koran Cirebon.Cirebon.Telah terselenggara acara Talk Show Interaktif : "Bedah Tuntas Sejarah Islam di Kota Wali" yang bertempat di salah satu Keraton yang ada di Cirebon pada hari Ahad (5/2) lalu. Dihadiri oleh sekitar 100 tokoh dari kalangan mubalighah, para pendidik, aktivis mahasiswa dan pemuda.
Acara ini dibuka oleh RR. Alexandra Wuryaningrat, beliau adalah Kepala Badan Pengelola Keraton Kasepuhan Cirebon. Menghadirkan dua Narasumber yang kompeten yaitu Ustaz Salman Iskandar S.S, beliau adalah seorang pakar sejarah Islam dan Nusantara. Dan juga narasumber yang kedua ada Raden Haryanto atau dikenal Elang Ayi, beliau adalah kepala adat dan tradisi keraton. Dan didampingi host Ustaz. Sholichin, SP, MT.
Ustaz Salman memaparkan bahwa Jawa Barat (Tatar Sunda) itu memiliki jejak historis perkembangan Islam yang sangat kuat. Terbukti dari corak budaya dan manuskrip yang tersimpan di beberapa wilayah, termasuk Cirebon.
Yaitu diawali Pangeran Walang Sungsang (Cakrabuana) yang berhasil mendirikan Kesultanan Cirebon. Dilanjutkan kepemimpinannya oleh keponakannya, Syaikh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Dalam Babad Tanah Sunda: Babad Cirebon menyebutkan bahwa para wali di Jawa menetapkan Syarif Hidayatullah sebagai Panetep Panatagama Rasul di Tanah Sunda. Beliau pun mendapat gelar "Sri Susuhunan Jati Sayyidin Penatagama Khalifatur Rasulullah" (1479-1568 M) dari Syarif Mekkah.
Inilah penanda beliau sebagai kepala agama sekaligus kepala negara (wali) yang menerapkan Islam secara Kaffah di tengah masyarakat. Beliau berperan penting dalam perluasan kekuasaan politik dan agama Islam di Tanah Sunda dan sekitarnya. Jadi Islam Kaffah itu merupakan identitas Tatar Sunda.
Namun, kini identitas Islam Kaffah itu semakin pudar bahkan menghilang. Sedih dan pilu rasanya melihat kondisi generasi muda saat ini yang rusak. Seperti yang baru-baru ini marak. Banyaknya pengajuan dispensasi nikah dikalangan remaja lantaran banyak kasus yang hamil di luar nikah. Menyikapi generasi muda saat ini ditanggapi oleh bapak Raden Haryanto.
Raden Ayi mengungkapkan, perlu peran keluarga untuk menjaga putra-putri kita dari pengaruh budaya yang rusak. Generasi juga perlu tahu akar sejarah agar punya kebanggaan tersendiri dengan peninggalan dan warisan budaya Islam.
Sebagaimana kita ketahui, Cirebon merupakan daerah yang kental dengan keislamannya. Keberadaan pesantren telah banyak melahirkan ulama dan santri pejuang Islam.
Ustaz Salman Iskandar juga menuturkan pendidikan pertama anak adalah bermula dari ibu. Ibu adalah sekolah pertama. Perempuan adalah tiangnya negara. Jika perempuannya baik generasi akan baik. Jika kaum ibu terpapar paham liberalisme atau kebebasan generasi akan turut hancur pula.
Jika kaum ibu ibu sudah berjihad dan berjuang di saat melahirkan bertaruh nyawa pahala sudah seperti jihad. Sedangkan ayah haruslah mengangkat pedang untuk berjihad. Dengan proses pendidikan yang baik akan lahir generasi-generasi pejuang.
"Perhatikanlah masa lalu kalian untuk memperbaiki masa depan kalian. Masa lalu bukan untuk ditutupi dan dikenang tapi untuk pembelajaran dan bekal perjalanan", pesan Ustaz Salman.
Turut hadir pula Hj. Imas Masruroh beliau adalah tokoh masyarakat, cucu dari Kyai Amin Babakan Ciwaringin. Beliau menyampaikan, Islam lahir di Cirebon. Cirebon adalah "Kota Wali". Namun ada upaya untuk menghilangkan makna Kota Wali ini menjadi "Kota Budaya".
Ada upaya moderasi beragama. Maka kita patut waspada karena akar sejarahnya Cirebon itu adalah Islam kaffah. Hj. Imas mengajak kepada semua peserta yang hadir untuk mengembalikan kembali identitas Kota Cirebon.
Ustaz. Sholichin, SP, MT. Selaku host di sela menutup acara, mengajak pula kepada semua yang hadir untuk turut menguatkan langkah perjuangan, mengembalikan identitas umat kepada Islam Kaffah demi selamatnya generasi muda. Generasi pewaris dan pemimpin peradaban Islam di masa depan. Serta menyatukan langkah untuk memperjuangkan kembali tegaknya Islam Kaffah di bumi Allah.
Bahkan Asih Mintarsih yang Akrab di panggil Firda Asih Pimpinan Perusahaan dan Pimpinan Redaksi Media Online dan Cetak Koran Cirebon juga sebagai Wakil Bendahara SMSI Kabupaten Cirebon menambahkan"Saya bangga menjadi Masyarakat Kota Cirebon yang dikenal sebagai Kota Wali,yang memiliki beberapa Keraton yaitu Keraton Kesepuhan.Keraton Kanoman.Keraton Kacirebonan dan Keraton Kaprabonan".
Dan keempat Keraton ini saling Mendukung dan membantu satu sama lainnya,khususnya dalam Melestrikan Adat Budaya serta Keraton dan Situs yang ada di Cirebon.
Media Online dan Cetak Koran Cirebon Khususnya Saya Pribadi akan selalu mendukung semua Kegiatan Keempat Keraton ini,khususnya di Publikasi dan Pemberitaan.pungkasnya.
(Red)
Post A Comment: